MAKALAH
“VITAMIN C DAN E UNTUK ANTIOKSIDAN”
Mata Kuliah :
Gizi dalam kesehatan Reproduksi Wanita
Dosen Pembimbing : Herlina Tri Damailia, S,KM
Disusun Oleh :
Nama :
Nurina Rahmawanti
NIM :
P.174.24.211.060
Kelas :
Reguler II/LILY
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MAGELANG
2011/2012
A. Pendahuluan
Informasi
penting yang diperoleh dari hasil penelitian bahwa kerusakan sel dan jaringan
merupakan akar dari sebagian besar penyakit disebabkan oleh kelompok kimia yang
sangat aktif dan berbahaya yang disebut “ Radikal Bebas”. Radikal bebas selalu terbentuk didalam tubuh
sebagai akibat dari dasar penyakit. Radikal bebas dapat berasal dari dalam
tubuh maupun dari lingkungan. Dari dalam
tubuh, radikal bebas dapat berasal dari proses metabolisme seperti proses
pembentukan energi,detoksifikasi, pembuangan limbah metabolisme dan pengaruh
emosi seperti depresi atau stres juga mempengaruhi terbentuknya radikal bebas.
Sedangkan yang berasal dari lingkungan seperti polusi udara (asap rokok, asap
kendaraan, pabrik dan limbah), obat-obatan, kemoterapi,pestisida, zat-zat
sintetis pada makanan, alkohol, dan sebagainya.
Efek
merusak dari radikal bebas terhadap jaringan dan organ tubuh sangatlah serius.
Radikal bebas dapat memicu berbagai penyakit antara lain penyakit degeneratif
organ (seperti jantung koroner,stroke,kanker), penyakit akibat serangan virus
dan bakteri,serta penuaan dini.
Namun
jangan khawatir, karena sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa radikal
bebas dapat diperangi secara efektif. Disinilah
vitamin antioksidan berperan. Antioksidan adalah zat gizi yang terdapat di
dalam bahan makanan yang berfungsi mencegah pembentukan radikal bebas baru,
menangkap radikal bebas yang sudah terbentuk, menetralkan, serta mencegah
reaksi berantai maupun memperbaiki sel-sel dan jaringan yang rusak akibat
radikal bebas. Sumber antioksidan ada dua yaitu :
1.
Antioksidan
endogen, antioksidan yang disediakan oleh tubuh,yakni dengan enzim superoksida
dismutase (SOD), glutation peroksidase (GSH Px), perxidasi dan katalase yang
diproduksi oleh tubuh sebagai antioksidan.
2.
Antioksidan
eksogen, antioksidan yang diperoleh dari luar tubuh dengan cara melaliu makanan
dan minuman vitamin C , E atau Betakaroten.Antioksidan eksogen banyak diperoleh
dari tanaman dan hasil laut.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa radikal bebas dapat dibatasi atau bahkan dicegah dengan
penggunaan antioksidan, dua macam vitamin yang dapat menangkal radikal bebas
yaitu vitamin C dan E. Banyak peneliti menyebutkan penggunaan vitamin ini dalam
dosis besar namun aman dapat dijadikan antioksidan.
B. Pembahasan
Telah
disebutkan bahwa antioksidan terdiri dari zat gizi yang terkandung dalam bahan
makanan. Zat tersebut antara lain vitamin A, B,C,E, Seng, selenium dan mineral
lain. Yang akan kita bahas disini adalah vitamin C dan E sebagai antioksidan,
manfaat dan pembahaan dari vitamin tersebut akan dijelaskan dibawah ini.
1.
Vitamin
C
Vitamin C adalah sebuah senyawa
yang lebih sederhana dibandingkan vitamin E. Vitamin C merupakan kristal putih
yang mudah larut dalam air dan hilang dalam pemanasan. Sebatang rokok mampu
menghilangkan 25 gram vitamin C dalam tubuh. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil,
tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan
udara (oksidasi) terutama bila terkena panas. Oksidasi dipercepat dengan
kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C dikenal sebagai senyawa utama tubuh yang
dibutuhkan dalam berbagai proses penting, mulai dari pembuatan
kolagen,pengangkut lemak,pemacu gusi yang sehat, pengatur tingkat kolesterol,
serta pemacu imunitas. Vitamin C juga membantu kerja vitamin E dalam penyerapan
zat besi di lambung.
Vitamin C
juga dikenal sebagai senyawa ampuh untuk menangkal radikal bebas (molekul tak
stabil karena kehilangan elektron) yang tersebar ke seluruh bagian tubuh karena
vitamin C larut dalam air. Beberapa di antara radikal bebas itu bersifat toksik
dan sangat reaktif. Untuk mengganti elektron yang hilang, radikal bebas
melakukan serangkaian reaksi kimia yang menyebabkan kerusakan pada membrane
sel, mutasi DNA, mempercepat penuaan, dan menyebabkan penumpukan lemak.
Pemakaian vitamin C sebagai salah satu antioksidan alami secara luas dianjurkan
dalam mengobati dan mendetoksifikasi (mengurangi sifat racun) keedaaan
tersebut. Sifat antioksidan tersebut berasal dari gugus
hidroksil dari nomor C 2 dan 3 yang mendonorkan ion H+ bersama-sama dengan
elektronnya menuju ke berbagai senyawa oksidan seperti radikal bebas dengan
gugus oksigen atau nitrogen, peroksida dan superoksida sehingga terbentuk air.
rumusnya sederhana : H + HO = H2O (air).
Dengan kata lain, dua
radikal aktif yang berbahaya bergabung membentuk sebuah molekulyang tidak
berbahaya.
Tubuh dapat menyimpan hingga 1500
mg vitamin C bila dikonsumsi mencapai 100 mg per hari. Konsentrasi tertinggi
adalah di dalam jaringan adrenal, pitutari, dan retina. Konsumsi melebihi taraf
kejenuhan baerbagai jaringan dikeluarkan melalui urin dalam bentuk asam
oksalat, semakin besar dosis yang digunakan, maka vitamin C yang dikeluarkan
melalui air kemih juga semakin besar. Pada konsumsi melebihi 100 mg sehari
kelebihan juga akan dikeluarkan sebagai asam askorbat atau sebagai karbon
dioksida melalui pernafasan. Terdapat
kontroversi cukup tajam mengenai dosis optimal vitamin C untuk mempertahankan
kesehatan prima. Mengacu pada Recommended Dietary Allowance (RDA), maka anjuran
konsumsi vitamin C adalah 60-100 mg per hari. Semantara untuk pengobatan
berbagai penyakit dosisnya bisa mencapai 10/20 gram per hari. Teknik toleransi
perut akan menunjukkan vitamin C yang dikonsumsi berlebihan atau tidak
berdasarkan timbul atau tidaknya diare. Hal ini karena larutan vitamin C yang
pekat dalam sel usus halus akan menarik air dari sekeliling sel, melepaskan
kotoran,dan menghasilkan diare. Jadi jumlah optimum vitamin C adalah persis di
bawah dosis yang menyebabkan diare.
2.
Vitamin
E
Vitamin E pertama kali diisolasi
pada tahun 1936 dari minyak tepung gandum. Disebut vitamin E karena ditemukan
setelah vitamin-vitamin yang sudah ada yaitu A, B, C, dan D. Bentuk vitamin E
merupakan kombinasi dari delapan molekul yang sangat rumit yang disebut ’tocopherol’.
Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna, sedangkan vitamin E sintetik
yang dipasarkan berwarna kuning muda hingga kecoklatan. Vitamin E alami mudah
diserap oleh tubuh, lebih lama berada di dalam tubuh, dan lebih aktif. Vitamin
E larut dalam lemak, karena tidak larut dalam air, vitamin E dalam tubuh hanya
dapat dicerna dengan bantuan empedu hati, sebagai pengelmulsi minyak saat
melalui duodenum. Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila
pemanasan terlalu tinggi. Vitamin E bersifat basa jika tidak ada oksigen dan
tidak terpengaruh oleh asam pada suhu 100˚C. Bila terkena oksigen di udara,
akan teroksidasi secara perlahan-lahan. Sedangkan bila terkena cahaya warnanya
akan menjadi gelap secara bertahap. Karakteristik kimia utamanya adalah
bertindak sebagai antioksidan. Sekarang ini telah semakin jelas bahwa vitamin E
terlibat dalam banyak proses tubuh dan beroperasi sebagai antioksidan alami
yang membantu melindungi struktur sel yang penting,terutama selaput sel,dari
efek radikal bebas yang merusak. Tokoferol terdiri atas dua struktur cincin 6-kromanol
dengan rantai samping jenuh panjang enam belas karbon fitol. Perbedaan antar
jenis tokoferol pada jumlah dan posisi gugus metil pada struktur cincin.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai
antioksidan dalam tubuh, vitamin E bekerja dengan cara mencari, bereaksi dan
merusak rantai reaksi radikal bebas. Dalam reaksi tersebut, vitamin E sendiri
diubah menjadi radikal. Namun radikal ini akan segera beregenerasi menjadi
vitamin aktif melalui proses biokimia yang melibatkan vitamin C dan Glutation.
Tubuh membutuhkan asupan Vitamin
E sekitar 200-400 IU per hari. Banyak pakar menyebutkan, dosis harian suplemen
vitamin E sebesar 400-800 IU masih dikatakan aman. Keracunan vitamin E dapat
terjadi bila konsumsi melebihi 3.200 IU setiap hari. Efek samping berupa
meningkatnya risiko perdarahan, diare, nyeri perut, lemah, menurunnya kekebalan
tubuh, dan meningkatnya tekanan darah sementara. Beberapa riset menganjurkan
bahwa dosis yang sangat tinggi malah menyebabkan oksidasi (mis. bertindak
sebagai radikal bebas), terutama pada perokok. Tanda-tanda keracunan vitamin E
adalah pusing-pusing, diare, dan tekanan darah tinggi. Sebelum menggunakan
vitamin E dosis tinggi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter, untuk mencegah
efek samping yang tidak dikehendaki.
C. Kesimpulan
dan saran
1.
Kesimpulan
Radikal
bebas merupakan senyawa yang sangat merugikan bagi tubuh karena dapat merusak
sel-sel dan jaringan tubuh sehingga tubuh menjadi rentan terhadap penyakit. Tak
jarang radikal bebas dapat memicu terjangkitnya penyakit degeneratif organ
(seperti jantung koroner,stroke,kanker), penyakit akibat serangan virus dan
bakteri,serta penuaan dini. Namun, bahaya dari radikal bebas tersebut dapat
ditanggulangi oleh antioksidan, yang merupakan senyawa yang berfungsi mencegah
pembentukan radikal bebas baru, menangkap radikal bebas yang sudah terbentuk,
menetralkan, serta mencegah reaksi berantai maupun memperbaiki sel-sel dan
jaringan yang rusak akibat radikal bebas. Antioksidan banyak terdapat pada
vitamin C dan E. Kedua vitamin ini mempunyai susunan senyawa yang dapat merusak
atau mengubah radikal bebas menjadi senyawa yang tidak berbahaya bagi tubuh.
Kedua vitamin ini sangat efektif dalam menyapu radikal bebas, dan kadang-kadang
bekerja bersama-sama. Jika kedua vitain ini digunakan untuk pengobatan atau
antioksidan, dibutuhkan dosis yang besar dari kebutuhan harian. Namun, perlu
diperhatikan bahwa penggunaan vitamin C dan E yang terlalu banyak dari yang
telah dianjurkan dapat menibulkan berbagai banyak efek samping yang merugikan
tubuh.
2.
Saran
Saya
berharap dengan makalah ini kita dapat menambah pengetahuan tentang antioksidan
khususnya vitamin C dan E, sehingga kita dapat menekan efek samping radikal
bebas yang tidak dapat kita hindari dari kehidupan dan aktifitas kita
sehari-hari. Namun, penggunaan vitamin ini harus sesuai dosis yang benar dan
tepat.
Daftar Pustaka
Almatsier,Sunita.2009.prinsip
dasar ilmu gizi.jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Khomsan,Ali.2004.pangan dan Gizi
untuk Kesehatan.jakarta:PT RAJAGRAVINDO PERSADA
Sukanta,Putu
Oka.2005.Potensi Diri dan Alam untuk pengobatan HIV/AIDS.jakarta: Penebar
Swadaya
Youngson,Robert.2005.Antioksidan,
Manfaat Vitamin C & E Bagi Kesehatan. Cet.1. Jakarta: Arcan.