Jumat, 29 Juni 2012

air semu

setapak demi setapak ku jalani,,
melahirkan gersang dalam jiwa,,
walau lautan tlah ku temui,,
namun, tak dapat mennghilangkan rasa ini,
andai ku tau apa yang ku cari,
takkan sejauh ini ku melangkah,
takkan segersang ini yang ku rasa,,
oh Tuhan,, 
akankah ada air yang menghilangkan gersang ini?
ataukah mungkin aku kan terbiasa, dan terus terbiasa hingga ku mati...

by
nurina rahmawanti

membaca hasil USG


TUGAS
FISIKA KESEHATAN

HASIL FOTO USG 2D JANIN DALAM KANDUNGAN
Dosen Pengampu: Bambang Sarwono SKp




 





Disusun oleh:

  Nama             : Nurina Rahmawanti
  Nomor           : P.174.24.211.060
  Kelas             : Lily



POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEBIDANAN MAGELANG
2011/2012


SCANNING JANIN TM III






PEMBAHASAN
1.      Waktu Pengambilan
Foto USG ini diambil Tanggal 21 Oktober 2011 pukul 17:06:09 di Rumah Bersalin,Jalan A.Yani 2A Wonosobo, dengan dokter A.I.Suratman,SPOG

2.      Hasil Foto USG
Hasil Foto USG diatas menunjukkan gambar janin pada TM III, dari seorang ibu yang bernama Ny. Puji Hartini, usia 36 tahun. Jenis scanning yang digunakan adalah scanning Transabdominal, yaitu yang umum dilakukan dalam TM 2 dan TM 3 dengan transducer frekwensi 14 Hz.
Hasil pemeriksaan :

a.       AC (abdominal Circumference)
v Abdominal Circumference (AC)       : 347 mm
v Gestational Age (GA)                        : 36 minggu 6 hari ± 18 minggu
v Expected Delivery Date (EDD)        : 29-okt-11

b.      BPD (biparetal Diameter)
v Biparietal Diameter (BPD)                : 96 mm
v Gestational Age (GA)                        : 39 minggu 3 hari ± 25 minggu
v Expected Delivery Date (EDD)        : 25-okt-11

AVG of GA (Gestational Age) and EDD(Expected Delivery Date) : 39 minggu 1 hari ± 25 minggu 27-okt-11

c.       Fetal Weight                               : 3502 gram (3,502 kg)

3.      Diagnosa
a.       Janin hidup
b.      Posisi janin tidak sungsang
c.       Plasenta terdapat pada daerah fundus
d.      Folume air ketuban cukup

4.      Bagian yang di Scanning
-          Uterus

5.      Penilaian dari gambar hasil USG
a.       Kualitas Gambar
Kualitas gambar yang dihasilkan baik namun kurang tajam dan jelas, terutama pada gambar sebelah kanan, sehingga sangat sulit untuk di diagnosa.
b.      Ketepatan Scanning
Ketepatan scanning pada janin tertuma pada gambar sebelah kiri bagus dan cukup jelas.
c.       Ketepatan pengukuran
Pengukuran pada hasil USG diatas sudah tepat sesuai usia kehamilannya dan jelas, namun perlu ditambahkan lagi beberapa informasi lain untuk memperjelas dan mempermudah diagnosa.

6.      Kesimpulan dan Saran
a.Kesimpulan
Kesimpulan yang ada di hasil USG di atas menyatakan bahwa janin Ny.Puji Hartini dalam keadaan baik, tidak terjadi gangguan apapun. Gambar yang dihasilkan juga cukup bagus dan fokus.
b.Saran
Sarannya adalah walaupun dengan USG 2 dimensi sudah mendapat gambar yang bagus, tetapi sangat perlu apabila tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan itu harus memberikan penjelasan dari hasil gambar USG tersebut. Banyak sekali peristiwa terjadi, ibu yang melakukan pemeriksaan melalui USG ini tidak mengerti hasilnya yang tercantum dalam foto hasil USG. Sehingga perlu adanya diberikan buku atau catatan kecil mengenai hasil USG yang telah dilaksanakan agar Ibu dan Keluarga mengerti dan hasil USG tersebut tidak hanya sebagai pajangan saja.



vitamin C dan E untuk antioksidan


MAKALAH
 VITAMIN C DAN E UNTUK ANTIOKSIDAN”
Mata Kuliah               : Gizi dalam kesehatan Reproduksi Wanita
Dosen Pembimbing     : Herlina Tri Damailia, S,KM           

Disusun Oleh :
Nama   : Nurina Rahmawanti
NIM    : P.174.24.211.060
Kelas   : Reguler II/LILY

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MAGELANG
2011/2012



A.     Pendahuluan
Informasi penting yang diperoleh dari hasil penelitian bahwa kerusakan sel dan jaringan merupakan akar dari sebagian besar penyakit disebabkan oleh kelompok kimia yang sangat aktif dan berbahaya yang disebut “ Radikal Bebas”.  Radikal bebas selalu terbentuk didalam tubuh sebagai akibat dari dasar penyakit. Radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh maupun dari lingkungan.  Dari dalam tubuh, radikal bebas dapat berasal dari proses metabolisme seperti proses pembentukan energi,detoksifikasi, pembuangan limbah metabolisme dan pengaruh emosi seperti depresi atau stres juga mempengaruhi terbentuknya radikal bebas. Sedangkan yang berasal dari lingkungan seperti polusi udara (asap rokok, asap kendaraan, pabrik dan limbah), obat-obatan, kemoterapi,pestisida, zat-zat sintetis pada makanan, alkohol, dan sebagainya.
Efek merusak dari radikal bebas terhadap jaringan dan organ tubuh sangatlah serius. Radikal bebas dapat memicu berbagai penyakit antara lain penyakit degeneratif organ (seperti jantung koroner,stroke,kanker), penyakit akibat serangan virus dan bakteri,serta penuaan dini.
Namun jangan khawatir, karena sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa radikal bebas dapat diperangi secara efektif.  Disinilah vitamin antioksidan berperan. Antioksidan adalah zat gizi yang terdapat di dalam bahan makanan yang berfungsi mencegah pembentukan radikal bebas baru, menangkap radikal bebas yang sudah terbentuk, menetralkan, serta mencegah reaksi berantai maupun memperbaiki sel-sel dan jaringan yang rusak akibat radikal bebas. Sumber antioksidan ada dua yaitu :
1.      Antioksidan endogen, antioksidan yang disediakan oleh tubuh,yakni dengan enzim superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GSH Px), perxidasi dan katalase yang diproduksi oleh tubuh sebagai antioksidan.
2.      Antioksidan eksogen, antioksidan yang diperoleh dari luar tubuh dengan cara melaliu makanan dan minuman vitamin C , E atau Betakaroten.Antioksidan eksogen banyak diperoleh dari tanaman dan hasil laut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa radikal bebas dapat dibatasi atau bahkan dicegah dengan penggunaan antioksidan, dua macam vitamin yang dapat menangkal radikal bebas yaitu vitamin C dan E. Banyak peneliti menyebutkan penggunaan vitamin ini dalam dosis besar namun aman dapat dijadikan antioksidan.
B.     Pembahasan
Telah disebutkan bahwa antioksidan terdiri dari zat gizi yang terkandung dalam bahan makanan. Zat tersebut antara lain vitamin A, B,C,E, Seng, selenium dan mineral lain. Yang akan kita bahas disini adalah vitamin C dan E sebagai antioksidan, manfaat dan pembahaan dari vitamin tersebut akan dijelaskan dibawah ini.

1.      Vitamin C

Vitamin C adalah sebuah senyawa yang lebih sederhana dibandingkan vitamin E. Vitamin C merupakan kristal putih yang mudah larut dalam air dan hilang dalam pemanasan. Sebatang rokok mampu menghilangkan 25 gram vitamin C dalam tubuh.  Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C dikenal sebagai senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai proses penting, mulai dari pembuatan kolagen,pengangkut lemak,pemacu gusi yang sehat, pengatur tingkat kolesterol, serta pemacu imunitas. Vitamin C juga membantu kerja vitamin E dalam penyerapan zat besi di lambung. 
 Vitamin C juga dikenal sebagai senyawa ampuh untuk menangkal radikal bebas (molekul tak stabil karena kehilangan elektron) yang tersebar ke seluruh bagian tubuh karena vitamin C larut dalam air. Beberapa di antara radikal bebas itu bersifat toksik dan sangat reaktif. Untuk mengganti elektron yang hilang, radikal bebas melakukan serangkaian reaksi kimia yang menyebabkan kerusakan pada membrane sel, mutasi DNA, mempercepat penuaan, dan menyebabkan penumpukan lemak. Pemakaian vitamin C sebagai salah satu antioksidan alami secara luas dianjurkan dalam mengobati dan mendetoksifikasi (mengurangi sifat racun) keedaaan tersebut.   Sifat antioksidan tersebut berasal dari gugus hidroksil dari nomor C 2 dan 3 yang mendonorkan ion H+ bersama-sama dengan elektronnya menuju ke berbagai senyawa oksidan seperti radikal bebas dengan gugus oksigen atau nitrogen, peroksida dan superoksida sehingga terbentuk air.
 rumusnya sederhana : H + HO = H2O (air).
Dengan kata lain, dua radikal aktif yang berbahaya bergabung membentuk sebuah molekulyang tidak berbahaya.
Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila dikonsumsi mencapai 100 mg per hari. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam jaringan adrenal, pitutari, dan retina. Konsumsi melebihi taraf kejenuhan baerbagai jaringan dikeluarkan melalui urin dalam bentuk asam oksalat, semakin besar dosis yang digunakan, maka vitamin C yang dikeluarkan melalui air kemih juga semakin besar. Pada konsumsi melebihi 100 mg sehari kelebihan juga akan dikeluarkan sebagai asam askorbat atau sebagai karbon dioksida melalui pernafasan.  Terdapat kontroversi cukup tajam mengenai dosis optimal vitamin C untuk mempertahankan kesehatan prima. Mengacu pada Recommended Dietary Allowance (RDA), maka anjuran konsumsi vitamin C adalah 60-100 mg per hari. Semantara untuk pengobatan berbagai penyakit dosisnya bisa mencapai 10/20 gram per hari. Teknik toleransi perut akan menunjukkan vitamin C yang dikonsumsi berlebihan atau tidak berdasarkan timbul atau tidaknya diare. Hal ini karena larutan vitamin C yang pekat dalam sel usus halus akan menarik air dari sekeliling sel, melepaskan kotoran,dan menghasilkan diare. Jadi jumlah optimum vitamin C adalah persis di bawah dosis yang menyebabkan diare.

2.      Vitamin E

Vitamin E pertama kali diisolasi pada tahun 1936 dari minyak tepung gandum. Disebut vitamin E karena ditemukan setelah vitamin-vitamin yang sudah ada yaitu A, B, C, dan D. Bentuk vitamin E merupakan kombinasi dari delapan molekul yang sangat rumit yang disebut ’tocopherol’. Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna, sedangkan vitamin E sintetik yang dipasarkan berwarna kuning muda hingga kecoklatan. Vitamin E alami mudah diserap oleh tubuh, lebih lama berada di dalam tubuh, dan lebih aktif. Vitamin E larut dalam lemak, karena tidak larut dalam air, vitamin E dalam tubuh hanya dapat dicerna dengan bantuan empedu hati, sebagai pengelmulsi minyak saat melalui duodenum. Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila pemanasan terlalu tinggi. Vitamin E bersifat basa jika tidak ada oksigen dan tidak terpengaruh oleh asam pada suhu 100˚C. Bila terkena oksigen di udara, akan teroksidasi secara perlahan-lahan. Sedangkan bila terkena cahaya warnanya akan menjadi gelap secara bertahap. Karakteristik kimia utamanya adalah bertindak sebagai antioksidan. Sekarang ini telah semakin jelas bahwa vitamin E terlibat dalam banyak proses tubuh dan beroperasi sebagai antioksidan alami yang membantu melindungi struktur sel yang penting,terutama selaput sel,dari efek radikal bebas yang merusak. Tokoferol terdiri atas dua struktur cincin 6-kromanol dengan rantai samping jenuh panjang enam belas karbon fitol. Perbedaan antar jenis tokoferol pada jumlah dan posisi gugus metil pada struktur cincin.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai antioksidan dalam tubuh, vitamin E bekerja dengan cara mencari, bereaksi dan merusak rantai reaksi radikal bebas. Dalam reaksi tersebut, vitamin E sendiri diubah menjadi radikal. Namun radikal ini akan segera beregenerasi menjadi vitamin aktif melalui proses biokimia yang melibatkan vitamin C dan Glutation.
Tubuh membutuhkan asupan Vitamin E sekitar 200-400 IU per hari. Banyak pakar menyebutkan, dosis harian suplemen vitamin E sebesar 400-800 IU masih dikatakan aman. Keracunan vitamin E dapat terjadi bila konsumsi melebihi 3.200 IU setiap hari. Efek samping berupa meningkatnya risiko perdarahan, diare, nyeri perut, lemah, menurunnya kekebalan tubuh, dan meningkatnya tekanan darah sementara. Beberapa riset menganjurkan bahwa dosis yang sangat tinggi malah menyebabkan oksidasi (mis. bertindak sebagai radikal bebas), terutama pada perokok. Tanda-tanda keracunan vitamin E adalah pusing-pusing, diare, dan tekanan darah tinggi. Sebelum menggunakan vitamin E dosis tinggi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter, untuk mencegah efek samping yang tidak dikehendaki. 

C.     Kesimpulan dan saran
1.      Kesimpulan
Radikal bebas merupakan senyawa yang sangat merugikan bagi tubuh karena dapat merusak sel-sel dan jaringan tubuh sehingga tubuh menjadi rentan terhadap penyakit. Tak jarang radikal bebas dapat memicu terjangkitnya penyakit degeneratif organ (seperti jantung koroner,stroke,kanker), penyakit akibat serangan virus dan bakteri,serta penuaan dini. Namun, bahaya dari radikal bebas tersebut dapat ditanggulangi oleh antioksidan, yang merupakan senyawa yang berfungsi mencegah pembentukan radikal bebas baru, menangkap radikal bebas yang sudah terbentuk, menetralkan, serta mencegah reaksi berantai maupun memperbaiki sel-sel dan jaringan yang rusak akibat radikal bebas. Antioksidan banyak terdapat pada vitamin C dan E. Kedua vitamin ini mempunyai susunan senyawa yang dapat merusak atau mengubah radikal bebas menjadi senyawa yang tidak berbahaya bagi tubuh. Kedua vitamin ini sangat efektif dalam menyapu radikal bebas, dan kadang-kadang bekerja bersama-sama. Jika kedua vitain ini digunakan untuk pengobatan atau antioksidan, dibutuhkan dosis yang besar dari kebutuhan harian. Namun, perlu diperhatikan bahwa penggunaan vitamin C dan E yang terlalu banyak dari yang telah dianjurkan dapat menibulkan berbagai banyak efek samping yang merugikan tubuh.
2.      Saran
Saya berharap dengan makalah ini kita dapat menambah pengetahuan tentang antioksidan khususnya vitamin C dan E, sehingga kita dapat menekan efek samping radikal bebas yang tidak dapat kita hindari dari kehidupan dan aktifitas kita sehari-hari. Namun, penggunaan vitamin ini harus sesuai dosis yang benar dan tepat.
Daftar Pustaka
Almatsier,Sunita.2009.prinsip dasar ilmu gizi.jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Khomsan,Ali.2004.pangan dan Gizi untuk Kesehatan.jakarta:PT RAJAGRAVINDO PERSADA
Sukanta,Putu Oka.2005.Potensi Diri dan Alam untuk pengobatan HIV/AIDS.jakarta: Penebar Swadaya
Youngson,Robert.2005.Antioksidan, Manfaat Vitamin C & E Bagi Kesehatan. Cet.1. Jakarta: Arcan.